Thursday, August 16, 2012

Aku Cuma Mau Kamu. Sama kamu. Buat Kamu

Share it Please

Aku terpaku di pojok kamar. Aku tak sadar telah berapa lama ku habiskan waktu untuk duduk diam dan merenung. Aku teringat percakapan sore itu..

"Kamu bahagia? Aku yakin tanpa aku pasti kamu bahagia." Ujar Dika.

Aku pun tak dapat menjawabnya, jawaban apapun yang aku lontarkan, tentunya akan sama saja, sama-sama tidak ada artinya. Aku berpikir dia juga pasti bahagia tanpaku. Entah apa ini keegoisan kita untuk saling tidak mengakui atau hanya pertanyaan singkat agar yang lainnya bahagia?

Mungkin percakapan itu terakhir kali. Aku tak tahu mengapa begitu bodoh tidak dapat mengutarakan yang sejujurnya. "Ah, tapi aku kan wanita." begitu keluhku. Apa baik jika seorang wanita mengawali semuanya?

Dan tiba-tiba aku sadar, keluhanku itu perlahan membunuhku. Lantas, apa yang harus aku perbuat? Ketika semuanya sudah terlambat?

Ku coba membuka handphone dengan nyali yang masih sedikit ini, aku kumpulkan keberanian untuk menyapa terlebih dahulu. Tapi, bagaimana dengan percakapan di sore itu?

Mendadak semuanya terulang kembali, saat masih bersamanya. Kenapa terasa pahit? Apa bumbu-bumbu itu benar hilang?

Aku mencoba menyingkirkan pikiran negatif itu. Tapi rasanya berat untuk memulai percakapan terlebih dahulu. Aku benar-benar meyakinkan diri sendiri.

"Toh, kalau dia memang sayang aku, dia pasti balik lagi." Gumamku dalam hati.

Tapi apa mungkin? Rindu ini sudah sangat berat ku nikmati. Perasaan yang sangat membuatku rapuh ini perlahan membesar dan semakin besar. Bagaimana mungkin aku menyakiti perasaanku sendiri?

Tiba-tiba pintu kamarku di ketok oleh Ibu..

"Ada Dika di luar tuh kak." Ucap Ibu

Dika? Entahlah aku harus senang, sedih atau... Ah, yang terpenting sekarang aku tidak boleh menyiakan kesempatan ini. Aku langsung berlari ke ruang tamu dan melihat senyum yang setelah sekian lama, aku baru melihatnya lagi. Dengan sigap aku pun memeluknya.

"Hai.. Apa kabar?" Tanya Dika

"Aku baik. Sangat baik." Ucapku menyembunyikan sedih yang sedaritadi ku rasakan.

"Hmm.. Aku cuma mau antar ini.." Dika memberiku sebuah undangan.

Apaaaa? Undangan pernikahan? Aku lemas dan seketika airmataku menetes.

"Ini? I..Ini si...siapa? Kamu?" Tanyaku terbata.

"Aku? hehehe kamu baca dulu coba baru di tanya" Jawab Dika tegas.



Tulisannya..

Agi Ginanjar

dan

Annisa Ratu Anjani



Seketika senyumku merekah. Annisa, dia itu adiknya Dika. Dika pun tak segan menghapus airmata dan memelukku seraya berkata..


"Aku cuma mau kamu. Sama kamu. Buat kamu. Di dalam sebuah undangan. Rumah. Selamanya."

No comments:

Post a Comment

Followers

About Me

My photo
Twitter is my place to write. Feel free to RT if it relates to your life. But don't think my tweets are always about me. And my Blog is my kitchen to create delicious food. Happy Reading!