Friday, August 24, 2012

Persamaan Kecil, Sarat Makna


Kamu dan aku hanyalah dua insan yang sedang diuji, yang sedang dilanda.

Kamu dan aku mungkin manusia biasa yang mempunyai berbagai karakter dan banyak perbedaan.

Kamu dan aku hanyalah contoh kecil di antara mereka yang punya banyak perbedaan lainnya.



Kita masing-masing mempunyai Tuhan, tetapi dalam panggilan yg berbeda.

Kita masing-masing mempunyai rumah ibadah, bedanya aku membawa tasbih dan kamu membawa rosario.

Kita masing-masing berdoa, aku bersujud, dan kamu melipat tangan.



Tetapi sadarkah kamu, dari hal kecil tersebut ada satu persamaan yang luarbiasa antara kita, yakni :

Kita sama-sama mengucapkan 'amin' di setiap doa yang kita pinta.
[Continue reading...]

Thursday, August 16, 2012

Menyatu di Tengah Perpisahan


Coba pikir ulang. Sudah berapa sering perselisihan yang kita buat hingga akhirnya bersatu kembali?
Sudah berapa banyak kata 'selamat tinggal' yang selalu sering kita ucapkan namun akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan?

Sudah berapa kali kita menginginkan adanya perpisahan namun akhirnya dekat kembali?

Sudah berapa lama kita saling mengenal namun akhirnya ingin mengulang perkenalan seperti awal?

Sudah berapa sering kita menyebut 'cinta' namun akhirnya harus berpisah juga?

Sudah berapa lama kita saling menjauhi namun pada akhirnya kita kembali berdiri di tempat semula?

Sudah berapa kali kita berpikir perbedaan hanya hal kecil namun pada akhirnya kita tak pernah membahas hal kecil itu?

Kita, hanyalah dua insan yang berdiri di atas banyak perbedaan, yang selalu menginginkan agar tetap bertahan namun akhirnya rapuh jua.
[Continue reading...]

Aku Cuma Mau Kamu. Sama kamu. Buat Kamu


Aku terpaku di pojok kamar. Aku tak sadar telah berapa lama ku habiskan waktu untuk duduk diam dan merenung. Aku teringat percakapan sore itu..

"Kamu bahagia? Aku yakin tanpa aku pasti kamu bahagia." Ujar Dika.

Aku pun tak dapat menjawabnya, jawaban apapun yang aku lontarkan, tentunya akan sama saja, sama-sama tidak ada artinya. Aku berpikir dia juga pasti bahagia tanpaku. Entah apa ini keegoisan kita untuk saling tidak mengakui atau hanya pertanyaan singkat agar yang lainnya bahagia?

Mungkin percakapan itu terakhir kali. Aku tak tahu mengapa begitu bodoh tidak dapat mengutarakan yang sejujurnya. "Ah, tapi aku kan wanita." begitu keluhku. Apa baik jika seorang wanita mengawali semuanya?

Dan tiba-tiba aku sadar, keluhanku itu perlahan membunuhku. Lantas, apa yang harus aku perbuat? Ketika semuanya sudah terlambat?

Ku coba membuka handphone dengan nyali yang masih sedikit ini, aku kumpulkan keberanian untuk menyapa terlebih dahulu. Tapi, bagaimana dengan percakapan di sore itu?

Mendadak semuanya terulang kembali, saat masih bersamanya. Kenapa terasa pahit? Apa bumbu-bumbu itu benar hilang?

Aku mencoba menyingkirkan pikiran negatif itu. Tapi rasanya berat untuk memulai percakapan terlebih dahulu. Aku benar-benar meyakinkan diri sendiri.

"Toh, kalau dia memang sayang aku, dia pasti balik lagi." Gumamku dalam hati.

Tapi apa mungkin? Rindu ini sudah sangat berat ku nikmati. Perasaan yang sangat membuatku rapuh ini perlahan membesar dan semakin besar. Bagaimana mungkin aku menyakiti perasaanku sendiri?

Tiba-tiba pintu kamarku di ketok oleh Ibu..

"Ada Dika di luar tuh kak." Ucap Ibu

Dika? Entahlah aku harus senang, sedih atau... Ah, yang terpenting sekarang aku tidak boleh menyiakan kesempatan ini. Aku langsung berlari ke ruang tamu dan melihat senyum yang setelah sekian lama, aku baru melihatnya lagi. Dengan sigap aku pun memeluknya.

"Hai.. Apa kabar?" Tanya Dika

"Aku baik. Sangat baik." Ucapku menyembunyikan sedih yang sedaritadi ku rasakan.

"Hmm.. Aku cuma mau antar ini.." Dika memberiku sebuah undangan.

Apaaaa? Undangan pernikahan? Aku lemas dan seketika airmataku menetes.

"Ini? I..Ini si...siapa? Kamu?" Tanyaku terbata.

"Aku? hehehe kamu baca dulu coba baru di tanya" Jawab Dika tegas.



Tulisannya..

Agi Ginanjar

dan

Annisa Ratu Anjani



Seketika senyumku merekah. Annisa, dia itu adiknya Dika. Dika pun tak segan menghapus airmata dan memelukku seraya berkata..


"Aku cuma mau kamu. Sama kamu. Buat kamu. Di dalam sebuah undangan. Rumah. Selamanya."
[Continue reading...]

Cinta Tak Mungkin Berhenti - Tangga


Tak ada kisah tentang cinta
Yang bisa terhindar dari air mata
Namun ku coba menerima, hatiku membuka
Siap untuk terluka

Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti

Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati

Walau seharusnya bisa saja dulu aku menghindar
Dari pahitnya cinta
Namun ku pilih begini, biar ku terima
Sakit demi jalani cinta (cinta)

Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga (sehingga) hidupku (hidupku) pun berarti

Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati

Hanya kamu yang bisa
Bisa membuatku rela (rela menjalani segalanya)
Rela menangis karenamu (ku rela ku rela …)

Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti

Cinta tak mudah berganti (cinta tak mudah berganti)
Tak mudah berganti jadi benci (tak mudah untuk berganti)
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Biar ku pergi sembuhkan hati
[Continue reading...]

Monday, August 13, 2012

Aku Mungkin Lelah, Aku Tahu Diri


Aku memanggilnya cinta, ketika aku tahu hanya penantian sabar yang ku dapati.
Aku memanggilnya sayang, ketika aku tahu hanya penolakan yang ku dapati.
Aku memanggilnya rindu, ketika aku tahu ini semua tak berbalas.
Aku memanggilnya benci, ketika aku tahu hanya ada penyesalan di dalamnya.

Tidakkah kau menyadarinya hanya aku? Tidak.
Aku tahu jawabnya, karena aku pun merasakannya. Merasakan bagaimana ketidaksungguhanmu.

Aku tahu bagaimana rasanya di cintai.
Aku tahu bagaimana rasanya di sayangi tulus.
Aku tahu bagaimana rasanya di rindukan.
Dan aku tahu bagaimana rasanya di abaikan.

Ketika semua keluhku terlontarkan, aku mungkin lelah, aku tahu diri.
Aku adalah aku. Yang takkan sama dengan siapapun.
[Continue reading...]

Teruntuk Calonku, Kelak..


Hey kamu, apa kabar? Apakah harimu baik?
Ketika aku menulis ini, aku masih belum mendapatkan jawaban siapakah ‘kamu’ yang aku maksud.

Apakah kamu yang saat ini bersamaku atau tidak bahkan bukan.
Kamu yang mungkin saat ini ku abaikan atau bahkan ku dambakan. Kamu yang mungkin nanti adalah jawaban atas segala doaku. Jodohku atau bukan.
Kamu yang mungkin sekarang masih menjadi milik oranglain. Kamu yang mungkin bisa membuka mataku.
Kamu yang mungkin akan membuat rekah lipatan di bibirku. Kamu yang mungkin bisa menyadarkanku bahwa ada dunia yang lebih indah.
Kamu yang aku harap menjadi imamku kelak. Kamu yang mungkin akan menjadi Ayah dari anak-anakku kelak.

Kamu sedang apa di sana?
Apakah kita sama-sama sedang memikirkan cara untuk bertemu?
Aku yang berharap ‘kita’ hanya akan setia pada 1 hati.
Aku yang berharap suatu saat nanti, akan mengurusi harimu. Aku yang berharap suatu saat nanti ada di sampingmu, ketika kamu membuka mata.
Aku yang berharap setiap senja menanyakan harimu, “bagaimana di kantor, Pa?”
Aku yang selalu berharap akan duduk menunggumu di ruang makan.

Kamu sudah tahu siapa aku?
Ya, kita mungkin sudah lama saling mengenal atau bahkan belum kenal sekalipun.
Kita mungkin dua hati yang disatukan tetapi masih diberi kesempatan untuk bebas.
Kita mungkin masih bicara hati yang belum terpaut.
Atau, apakah kita hanya tetap akan menjadi aku dan kamu? Sampai kapan?
Atau, kita adalah dua hati yang masih terikat dengan hati lainnya?
Aku tak tahu siapa yang Tuhan kirim untuk menemaniku. Apakah kita sama atau berbeda.

Aku hanya berharap, siapapun kamu, kelak nanti akan bisa membahagiakanku.
Siapapun kamu, kelak nanti akan bisa berdiri di samping kananku.
Siapapun kamu, kelak nanti akan bisa menjadi Ayah dari anak-anakku.
[Continue reading...]

Followers

About Me

My photo
Twitter is my place to write. Feel free to RT if it relates to your life. But don't think my tweets are always about me. And my Blog is my kitchen to create delicious food. Happy Reading!